Jumat, 04 Mei 2012

MAKALAH OPERANT CONDITIONING


KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja – puji syukur kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun makalah ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Ibu Rischa Pramudia Trisnani S.Pd, selaku dosen kami yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
2.      Rekan anggota kelompok 5 dan teman – teman kelas 4G
Akhrinya kami berharap agar makalah kami yang berjudul “Operant Conditioning “ dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menyadari kemungkinan masih ada kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.



 Madiun, April 2011

  Penyusun  (Kelompok 5)






DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB 1 Pendahuluan................................................................................................ 1
A.Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B.Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C.Tujuan...................................................................................................... 1
D.Manfaat.................................................................................................... 2
BAB 2 Pembahasan................................................................................................. 3
A.Pengertian Operant Conditioning............................................................ 3
B.Konsep Teori Operant Conditioning........................................................ 4
C.Kelemahan dan Kelebihan Teori Operant Conditioning.......................... 5
D.Penerapan Teori Operant Conditioning Dalam Pendidikan.................... 6
BAB 3 Penutup....................................................................................................... 9
A.Kesimpulan ............................................................................................. 9
B.Saran........................................................................................................ 9
Daftar Pustaka......................................................................................................... 10








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Di dalam menerapkan metode yang baik untuk suatu proses pembelajaran, maka harus diperlukan teoriyang cocok untuk sebuah model pembelajaran yang mampu diserap dan diterapkan dalam proses pengajaran disekolah, akan tetapi kita harus melihat metode mana yang lebih cocok diterapkan di dalam kelas, karena tidak semua teori pembelajaran cocok untuk diterapkan. Sebelum kita mengunakan suatu metode pembelajaran kita harus melihat situasi dan kondisi lingkungan sekitar dan meneliti teori apa yang harus digunakan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan pengertian Operant Conditioning?
2.      Jelaskan konsep teori Operant Conditioning?
3.      Jelaskan kelebihan dan kelemahan teori Operant Conditioning?
4.      Jelaskan penerapan teori Operant Conditioning dalam dunia pendidikan?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian Operant Conditioning
2.      Mengetahui konsep teori Operant Conditioning
3.      Mengetahui kelemahan dan kelebihan teori Operant Conditioning
4.      Mengetahui penerapan teori Operant Conditioning  dalam dunia pendidikan
D.    Manfaat
1.      Bagi Konselor
Dapat memberikan informasi tentang teori Operant Conditioning sehingga dapat digunakan dalam proses konseling.
2.      Bagi peserta didik
Dapat memberikan informasi tentang teori Operant Conditioning.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
Dalam kamus psikologi disebut bahwa Operant ialah setiap respon yang bersifat instrumental dalam menimbulkan akibat-akibat tertentu, seperti hadiah makanan atau satu kejutan listrik. Respon tersebut beroperasi ke dalam lingkungan, sementara Conditioning menpunyai arti mempelajari respon tertentu ( Kartini Kartono dan dali Gulo, 1987:84 dalam Riyanto 2005:24). Di bawah ini merupakan beberapa definisi dari Operant Conditioning:
1.      Suatu tipe (instrumental) conditioning yang melibatkan modifikasi operant respon melalui pemberian hadiah. Dengan cara tertentu, suatu respon yang dipancarkan oleh organisme terjadi diperkuat sesuai dengan urutan waktunya, dan perubahan – perubahan yang ditimbulkannya dipelajari sebagai alat penguat respon yang biasa digunakan.
2.      Suatu tipe belajar dengan mempelajari konsekuensi atau akibat dari tingkah laku kita di dalam lingkungan, perilaku-perilaku mana saja yang mendorong kita untuk menghindari akibat-akibat penguatan negatif “tidak menyenangkan”.
3.      Suatu tipe pengkondisian instrumental yang mencakup memodifikasi / perubahan dari suatu operant, suatu operant yang dipancarkan oleh suatu organisme kemudian diperkuat dengan cara-cara tertentu sesuai jadwal tertantu dengan menghasilkan perubahan dalam kecepatan kejadianya. (Kartini Kartono dan Dali  Gulo,1987:320 dalam Riyanto, 2005:25)
Operant conditioning merupakan pembelajaran dimana konsekuensi perilaku mengarah perubahan dalam probabilitas terjadinya perilaku.

B.    KONSEP TEORI OPERANT CONDITIONING
Manusia pertama kali dalam keadaan pasif, seperi halnya kertas kosong, manusia dilahirkan dalam keadaan suci belum mengerti apa-apa. Manusia baru mengenal suatu pengetahuan apabila ia sudah mampu menggunakan akalnya dengan maksimal. Suatu  perubahan perilaku manusia banyak dipengaruhi oleh faktor pengalaman hidupnya, menurut aliran teori empiristik yang tokohnya bernama Jhon Locke. Jadi manusia dalam merubah perilakunyabanyak dipengaruhioleh faktor pengalaman. Teori ini berkembang menjadi teori Behavioristik yang mana perilaku manusia dapat berkembang ada stimulus atau respon. Menurut teori ini belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Beberapa ilmuan yang termasuk pendiri sekaligus penganut behavioristik antara lain Thorndike, Watson, Hull, Guthrie dan Skinner .
Operant Conditioning merupakan teori yang dikembangkan oleh Skinner. Skinner mengembangkan teori conditioning dengan mengunakan tikus sebagai percobaan. Menurutnya,suatu respon sesungguhnya juga menghasilkan sejumlah konsekuensi yang nantinya akan mempengaruhi tingkah laku manusia. Untuk memahami tingkah laku siswa secara tuntas menurut Skinner perlu memahami hubungan antara stimulus dengan stimulus yang lainnya, memahami respon itu sendiri dan berbagai konsekuensi yang diakibatkan oleh respons tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa mengunakan perubahan – perubahan mental sabagai alat untuk menjelaskan segala sesuatunya menjadi lebih rumit, sebab alat itu akhirnya juga dijelaskan lagi. Ini nantinya akan lebih jelas apabila akan mempelajari teori kog nitivisme. Dari hasil percobaannya Skinner membedakan respon menjadi dua yaitu: (1) respon yang timbul dari stimulus tertentu, (2) “operant (intrumental) respon”, yang timbul dan berkembang diikuti oleh perangsang tertentu.
Teori Skinner dikenal dengan “Operant Conditioning” dengan empat konsepnya antara lain:
Ø  Shapping yaitu proses pembentukan perilaku yang makin mendekati perilaku yang diharapkan.
Ø  Pendekatan suksesif yaitu proses pembentukan perilaku yang menggunakan penguatan pada saat yang tepat,hingga respon pun sesuai dengan yang diisyaratkan.
Ø  Exitinction yaitu proses penghentian kegiatan sebagai akibat dariditiadakanya penguatan.
Ø  Chaining of response yaitu respon dan stimulus yang bekaitan satu sama lain.
Skinner lebih percaya pada “penguatan negatif” (negatif reinforcement), yang tidak sama dengan hukuman. Bedanya dengan hukuman adalah, bila hukuman harus diberikan (sebagai stimulus) agar respons yang timbul berbeda dengan yang diberikan sebelumnya, sedangkan penguatan negatif (sebagai stimulus) harus dikurangi agar respons yang sam menjadi kuat. Misalnya seorang siswa perlu dihukum untuk suatu kesalahan dan dilakukan pengurangan terhadap suatu yang mengenakkan baginya (bukan malah ditambah), maka pengurangan ini mendorong siswa untuk memperbaiki kesalahannya. Inilah yang disebut dengan “Penguatan Negatif”.

C.    KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI OPERANT CONDITIONING
1.      Kelebihan
a.       Dengan diterapkannya dalam pendidikan akan memberikan semangat tersendiri bagi siswa karena adanya pemberian hadiah, sehingga mamacu semangat untuk belajar.
b.      Siswa lebih aktif dan semangat dalam menjawab pertanyaan dari guru dengan harapan akan mendapat reward.
c.       Memacu siswa untuk terus berprestasi didalam kelas.
2.      Kelemahan
a.       Adanya pelaksanaan Mastery Learning, yaitu siswa mempelajari materi secara tuntas menurut waktunya masing-masing, karena setiap siswa berbeda-beda iramanya. Akibatnya siswa naik atau lulus sekolah dalam waktu yang berbeda-beda.
b.      Adanya kecemburuan kelas
c.       Bagi anak yang dapat menjawab pertanyaan guru, ia akan mendominasi, sedangkan yang tidak bisa  ia akan diam.

D.    PENERAPAN TEORI OPERANT CODITIONING DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Adapun contoh penerapan teori Operant Conditioning dalam dunia pendidikan, yaitu :
Guru menyampaikan stimulus yang mendahuluinya, respon siswa guru manyampaikan konsekuensi stimulus. Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”? “W.R Supratman”....... “bagus”. Sebutkan salah satu bentuk peninggalan dari kebudayaan Dong Son? “ Logam” ya, betul sekali....!!! Dimanakah letak candi borobudur? “di yogyakata”  bukan itu salah.
Apabila siswa menjawab dengan benar maka diberikan reward (pujian), sedangkan bila siswa menjawab salah maka tidak seharusnya mendapatkan hukuman, karena itu akan membuat siswa takut untuk merespons pertanyaan guru di waktu yang lain. Akan tetapi, apabila reward terus diberikan, maka akan mencapai tujuan yang diinginkan.
Yang baik dalam pendidikan adalah variabel ratio yaitu hadiah diberikan kadang – kadang jika itu dipandang perlu. Pada mulanya pemberian hadiah atau hukuman, dalam jangka pendek akan mempunyai efek mengubah kenaikan tingkah laku yang diinginkan. Tetapi, dalam jangka panjang hadiah tetap berefek menaikkan, sedangkan hukuman justru tidak berfungsi lagi.
Menurut Skinner hukuman justru menimbulkan efek yang tidak baik, yaitu:
1.      Berefek negatif pada segi emosi, misalnya rasa dendam.
2.      Kadang juga menimbulkan sakit jasmani.
3.      Menumbuhkan agresifitas, ini memungkinkan berbuat yang jauh lebih jelek.
4.      Bila sesuatu aktifitas diberikan hukuman, maka tingkah laku tersebut diberi hukuman, agar tetap konsekwen.
       Menurut Skinner tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi suatu tindakan yang disengaja atau operant, operant ini dipengaruhi oleh apa yang terjadi sesudahnya. Operant adalah sejumlah perilaku atau respons yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat. Jadi operant conditioning atau operant learning, itu melibatkan pengendalian konsekuensi. Tingkah laku yaitu perbuatan yang dilakukan seseorang pada situasi tertentu. Tingkah laku ini terletak diantara dua pengaruh yaitu pengaruh yang mendahuluinya (antecedent) dan pengaruh yang mengikutinya (konsekuensi). Hal ini dapat dilukiskan sebagai berikut : dengan demikian tingkah laku itu dapat dirubah dengan cara mengubah antecedent, konsekuensi, atau keduanya.
       Menurut skinner konsekuensi itu sangat menentukan apakah seseorang akan mengulangi suatu tingkah laku yang sama pada waktu lain atau dimasa yang akan datang. Mengendalikan konsekuensi yang timbul dari tingkah laku tertentu dapat menyenangkan ataupun tidak menyenangkan bagi yang bersangkutan. Bermacam – macam penjatahan waktu bagi konsekuensi dapat juga berpengaruh juga peda yang bersangkutan.

BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
       Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teori Operant Conditionin suatu teori yang mengunakan konsekuensi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam mengubah tingkah laku. Yang mana dalam pelaksanaannya ada pemberian reward (hadiah) dan tidak adanya hukuman. Yang baik dalam pendidikan adalah variabel ratio, yaitu hadiah diberikan kadang – kadang, jika dipandang perlu. Teori ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan.
       Alangkah baiknya jika penerapan teori ini tidak diterapkan sepenuhnya, tetapi juga digabung dengan teori yang lainnya sehingga akan tercipta suatu tujuan pendidikan yang diinginkan.

B.     SARAN
       Memberikan hukuman kepada siswa dapat berefek negatif pada segi emosi, misalnya rasa dendam, terkadang juga menimbulkan sakit jasmani, menumbuhkan agresifitas. Ini memungkinkan berbuat yang jauh lebih jelek lagi. Bila sesuatu aktifitas diberikan hukuman maka tingkah laku tersebut akan selalu diberi hukuman, agar tetap konsekuen.








                                                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar