KATA PENGANTAR
Kami
panjatkan puja – puji syukur kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun
makalah ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Rischa Pramudia
Trisnani S.Pd, selaku dosen kami yang telah membimbing kami dalam penyusunan
makalah ini.
2.
Rekan anggota
kelompok 5 dan teman – teman kelas 4G
Akhrinya kami berharap agar makalah kami yang berjudul
“Operant Conditioning “ dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menyadari
kemungkinan masih ada kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Madiun, April 2011
Penyusun (Kelompok 5)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB 1 Pendahuluan................................................................................................ 1
A.Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B.Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C.Tujuan...................................................................................................... 1
D.Manfaat.................................................................................................... 2
BAB 2 Pembahasan................................................................................................. 3
A.Pengertian Operant
Conditioning............................................................ 3
B.Konsep Teori Operant
Conditioning........................................................ 4
C.Kelemahan dan Kelebihan
Teori Operant Conditioning.......................... 5
D.Penerapan Teori Operant
Conditioning Dalam Pendidikan.................... 6
BAB 3 Penutup....................................................................................................... 9
A.Kesimpulan ............................................................................................. 9
B.Saran........................................................................................................ 9
Daftar Pustaka......................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Di dalam menerapkan metode yang
baik untuk suatu proses pembelajaran, maka harus diperlukan teoriyang cocok
untuk sebuah model pembelajaran yang mampu diserap dan diterapkan dalam proses
pengajaran disekolah, akan tetapi kita harus melihat metode mana yang lebih
cocok diterapkan di dalam kelas, karena tidak semua teori pembelajaran cocok
untuk diterapkan. Sebelum kita mengunakan suatu metode pembelajaran kita harus
melihat situasi dan kondisi lingkungan sekitar dan meneliti teori apa yang
harus digunakan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Jelaskan pengertian
Operant Conditioning?
2.
Jelaskan konsep
teori Operant Conditioning?
3.
Jelaskan kelebihan
dan kelemahan teori Operant Conditioning?
4.
Jelaskan penerapan
teori Operant Conditioning dalam dunia pendidikan?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian Operant Conditioning
2.
Mengetahui konsep
teori Operant Conditioning
3.
Mengetahui
kelemahan dan kelebihan teori Operant Conditioning
4.
Mengetahui
penerapan teori Operant Conditioning
dalam dunia pendidikan
D.
Manfaat
1.
Bagi Konselor
Dapat
memberikan informasi tentang teori Operant Conditioning sehingga dapat
digunakan dalam proses konseling.
2.
Bagi peserta didik
Dapat
memberikan informasi tentang teori Operant Conditioning.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Dalam kamus
psikologi disebut bahwa Operant ialah setiap respon yang bersifat instrumental
dalam menimbulkan akibat-akibat tertentu, seperti hadiah makanan atau satu
kejutan listrik. Respon tersebut beroperasi ke dalam lingkungan, sementara
Conditioning menpunyai arti mempelajari respon tertentu ( Kartini Kartono dan
dali Gulo, 1987:84 dalam Riyanto 2005:24). Di bawah ini merupakan beberapa
definisi dari Operant Conditioning:
1.
Suatu tipe
(instrumental) conditioning yang melibatkan modifikasi operant respon melalui pemberian
hadiah. Dengan cara tertentu, suatu respon yang dipancarkan oleh organisme
terjadi diperkuat sesuai dengan urutan waktunya, dan perubahan – perubahan yang
ditimbulkannya dipelajari sebagai alat penguat respon yang biasa digunakan.
2.
Suatu tipe belajar
dengan mempelajari konsekuensi atau akibat dari tingkah laku kita di dalam
lingkungan, perilaku-perilaku mana saja yang mendorong kita untuk menghindari
akibat-akibat penguatan negatif “tidak menyenangkan”.
3.
Suatu tipe
pengkondisian instrumental yang mencakup memodifikasi / perubahan dari suatu
operant, suatu operant yang dipancarkan oleh suatu organisme kemudian diperkuat
dengan cara-cara tertentu sesuai jadwal tertantu dengan menghasilkan perubahan
dalam kecepatan kejadianya. (Kartini Kartono dan Dali Gulo,1987:320 dalam Riyanto, 2005:25)
Operant
conditioning merupakan pembelajaran dimana konsekuensi perilaku mengarah perubahan
dalam probabilitas terjadinya perilaku.
B.
KONSEP
TEORI OPERANT CONDITIONING
Manusia
pertama kali dalam keadaan pasif, seperi halnya kertas kosong, manusia
dilahirkan dalam keadaan suci belum mengerti apa-apa. Manusia baru mengenal
suatu pengetahuan apabila ia sudah mampu menggunakan akalnya dengan maksimal.
Suatu perubahan perilaku manusia banyak
dipengaruhi oleh faktor pengalaman hidupnya, menurut aliran teori empiristik
yang tokohnya bernama Jhon Locke. Jadi manusia dalam merubah perilakunyabanyak
dipengaruhioleh faktor pengalaman. Teori ini berkembang menjadi teori
Behavioristik yang mana perilaku manusia dapat berkembang ada stimulus atau
respon. Menurut teori ini belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Belajar menurut
psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari
lingkungan. Beberapa ilmuan yang termasuk pendiri sekaligus penganut
behavioristik antara lain Thorndike, Watson, Hull, Guthrie dan Skinner .
Operant
Conditioning merupakan teori yang dikembangkan oleh Skinner. Skinner
mengembangkan teori conditioning dengan mengunakan tikus sebagai percobaan.
Menurutnya,suatu respon sesungguhnya juga menghasilkan sejumlah konsekuensi
yang nantinya akan mempengaruhi tingkah laku manusia. Untuk memahami tingkah
laku siswa secara tuntas menurut Skinner perlu memahami hubungan antara
stimulus dengan stimulus yang lainnya, memahami respon itu sendiri dan berbagai
konsekuensi yang diakibatkan oleh respons tersebut. Skinner juga mengemukakan
bahwa mengunakan perubahan – perubahan mental sabagai alat untuk menjelaskan
segala sesuatunya menjadi lebih rumit, sebab alat itu akhirnya juga dijelaskan
lagi. Ini nantinya akan lebih jelas apabila akan mempelajari teori kog nitivisme.
Dari hasil percobaannya Skinner membedakan respon menjadi dua yaitu: (1) respon
yang timbul dari stimulus tertentu, (2) “operant (intrumental) respon”, yang
timbul dan berkembang diikuti oleh perangsang tertentu.
Teori
Skinner dikenal dengan “Operant Conditioning” dengan empat konsepnya antara
lain:
Ø Shapping
yaitu proses pembentukan perilaku yang makin mendekati perilaku yang
diharapkan.
Ø Pendekatan
suksesif yaitu proses pembentukan perilaku yang menggunakan penguatan pada saat
yang tepat,hingga respon pun sesuai dengan yang diisyaratkan.
Ø Exitinction
yaitu proses penghentian kegiatan sebagai akibat dariditiadakanya penguatan.
Ø Chaining
of response yaitu respon dan stimulus yang bekaitan satu sama lain.
Skinner
lebih percaya pada “penguatan negatif” (negatif reinforcement), yang tidak sama
dengan hukuman. Bedanya dengan hukuman adalah, bila hukuman harus diberikan
(sebagai stimulus) agar respons yang timbul berbeda dengan yang diberikan
sebelumnya, sedangkan penguatan negatif (sebagai stimulus) harus dikurangi agar
respons yang sam menjadi kuat. Misalnya seorang siswa perlu dihukum untuk suatu
kesalahan dan dilakukan pengurangan terhadap suatu yang mengenakkan baginya
(bukan malah ditambah), maka pengurangan ini mendorong siswa untuk memperbaiki
kesalahannya. Inilah yang disebut dengan “Penguatan Negatif”.
C.
KELEBIHAN
DAN KELEMAHAN TEORI OPERANT CONDITIONING
1.
Kelebihan
a.
Dengan
diterapkannya dalam pendidikan akan memberikan semangat tersendiri bagi siswa
karena adanya pemberian hadiah, sehingga mamacu semangat untuk belajar.
b.
Siswa lebih aktif
dan semangat dalam menjawab pertanyaan dari guru dengan harapan akan mendapat
reward.
c.
Memacu siswa untuk
terus berprestasi didalam kelas.
2.
Kelemahan
a.
Adanya pelaksanaan
Mastery Learning, yaitu siswa mempelajari materi secara tuntas menurut waktunya
masing-masing, karena setiap siswa berbeda-beda iramanya. Akibatnya siswa naik
atau lulus sekolah dalam waktu yang berbeda-beda.
b.
Adanya kecemburuan
kelas
c.
Bagi anak yang
dapat menjawab pertanyaan guru, ia akan mendominasi, sedangkan yang tidak bisa ia akan diam.
D.
PENERAPAN
TEORI OPERANT CODITIONING DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Adapun
contoh penerapan teori Operant Conditioning dalam dunia pendidikan, yaitu :
Guru
menyampaikan stimulus yang mendahuluinya, respon siswa guru manyampaikan
konsekuensi stimulus. Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”? “W.R
Supratman”....... “bagus”. Sebutkan salah satu bentuk peninggalan dari
kebudayaan Dong Son? “ Logam” ya, betul sekali....!!! Dimanakah letak candi
borobudur? “di yogyakata” bukan itu
salah.
Apabila
siswa menjawab dengan benar maka diberikan reward (pujian), sedangkan bila
siswa menjawab salah maka tidak seharusnya mendapatkan hukuman, karena itu akan
membuat siswa takut untuk merespons pertanyaan guru di waktu yang lain. Akan
tetapi, apabila reward terus diberikan, maka akan mencapai tujuan yang
diinginkan.
Yang
baik dalam pendidikan adalah variabel ratio yaitu hadiah diberikan kadang –
kadang jika itu dipandang perlu. Pada mulanya pemberian hadiah atau hukuman,
dalam jangka pendek akan mempunyai efek mengubah kenaikan tingkah laku yang
diinginkan. Tetapi, dalam jangka panjang hadiah tetap berefek menaikkan,
sedangkan hukuman justru tidak berfungsi lagi.
Menurut
Skinner hukuman justru menimbulkan efek yang tidak baik, yaitu:
1.
Berefek negatif
pada segi emosi, misalnya rasa dendam.
2.
Kadang juga
menimbulkan sakit jasmani.
3.
Menumbuhkan
agresifitas, ini memungkinkan berbuat yang jauh lebih jelek.
4.
Bila sesuatu
aktifitas diberikan hukuman, maka tingkah laku tersebut diberi hukuman, agar
tetap konsekwen.
Menurut Skinner tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap
stimulus, tetapi suatu tindakan yang disengaja atau operant, operant ini
dipengaruhi oleh apa yang terjadi sesudahnya. Operant adalah sejumlah perilaku
atau respons yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat. Jadi
operant conditioning atau operant learning, itu melibatkan pengendalian
konsekuensi. Tingkah laku yaitu perbuatan yang dilakukan seseorang pada situasi
tertentu. Tingkah laku ini terletak diantara dua pengaruh yaitu pengaruh yang
mendahuluinya (antecedent) dan pengaruh yang mengikutinya (konsekuensi). Hal
ini dapat dilukiskan sebagai berikut : dengan demikian tingkah laku itu dapat
dirubah dengan cara mengubah antecedent, konsekuensi, atau keduanya.
Menurut skinner konsekuensi itu sangat menentukan apakah
seseorang akan mengulangi suatu tingkah laku yang sama pada waktu lain atau
dimasa yang akan datang. Mengendalikan konsekuensi yang timbul dari tingkah
laku tertentu dapat menyenangkan ataupun tidak menyenangkan bagi yang
bersangkutan. Bermacam – macam penjatahan waktu bagi konsekuensi dapat juga
berpengaruh juga peda yang bersangkutan.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa teori Operant Conditionin suatu teori yang mengunakan konsekuensi yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam mengubah tingkah laku. Yang mana
dalam pelaksanaannya ada pemberian reward (hadiah) dan tidak adanya hukuman.
Yang baik dalam pendidikan adalah variabel ratio, yaitu hadiah diberikan kadang
– kadang, jika dipandang perlu. Teori ini juga mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
Alangkah baiknya jika penerapan teori ini
tidak diterapkan sepenuhnya, tetapi juga digabung dengan teori yang lainnya
sehingga akan tercipta suatu tujuan pendidikan yang diinginkan.
B.
SARAN
Memberikan hukuman kepada siswa dapat
berefek negatif pada segi emosi, misalnya rasa dendam, terkadang juga
menimbulkan sakit jasmani, menumbuhkan agresifitas. Ini memungkinkan berbuat
yang jauh lebih jelek lagi. Bila sesuatu aktifitas diberikan hukuman
maka tingkah laku tersebut akan selalu diberi hukuman, agar tetap konsekuen.